Wednesday 21 September 2011

cara keluarga bahagia


Cara Mewujudkan Keluarga Bahagia.

Keharmoniaan sesebuah keluarga adalah dambaan setiap manusia. Dalam sebuah perkawinan hubungan suami isteri yang hanya menitik beratkan pada "cinta" dan "pemenuhan kebutuhan biologis" tidaklah cukup untuk membina dan membangun keluarga yang harmoni. Cinta dan kepuasan biologis mungkin menyenangkan diawal perkawinan tapi hal ini tidak berlangsung lama jika kedua belah pihak tidak saling beintegrasi dan berinteraksi.
Dua orang Profesor dari US yaitu Prof.Nick Stinnet dan Prof. John Defrain dalam studi yang berjudul "The National Study on Family Strenght" mengemukakan enam hal sebagai pegangan menuju perkahwinan atau keluarga yang bahagia, dalam bahasa kita iaitu mewujudkan keluarga sakinah ma wadah warahmah..
1. Ciptakan kehidupan beragama dalam keluarga.Tidak bisa kita mungkiri bahawa agama adalah pengikat yang kuat dalam kehidupan manusia. Sebuah perkahwinan dan keluarga jika tidak diikat dengan nilai-nilai moral atau ketuhanan akan mudah rapuh. Nafsu dan ego peribadi akan menjadi salah penyebab pecahnya hubungan keluarga jika tidak diatur dalam aturan agama.Faktanya,keluarga yang tidak religious, yang komitmen agamanya lemah atau bahkan tidak ada sama sekali mempunyai risiko empat kali untuk tidak bahagia dalam keluarganya.
2. Waktu bersama keluarga.Setiap anggota keluarga harus mempunyai komitmen untuk meluangkan waktu untuk keluarga. Misalnya dengan makan malam yang harus diikuti semua anggota keluarga atau anggota keluarga berjoging bersama pada hujung minggu.
3. Komunikasi yang baik.Setiap anggota keluarga harus menciptakan hubungan yang baik antara keluarga. Disini faktor komunikasi sangatlah penting. Suami harus komunikasi, begitu juga isteri. Banyak unsur pertengkaran hanya kerana masalah kurang adanya komunikasi ini.
4. Harus saling menghargai.Seorang suami harus menghargai isteri sebagai ibu rumah tangga, begitu juga isteri menghargai suami sebagai pencari nafkah dan kepala keluarga. Berilah pujian dan ucapan terima kasih untuk hal-hal yang sudah dilakukan. Misalnya disaat isteri harus banyak melakukan tugas rumah tangga sang suami boleh mengatakan "terima kasih ya mi untuk semua pengorbanan mami" atau disaat suami penat pulang kerja isteri boleh berkata "papa penat kerja ya,sini mami picitkan". Hal ini juga berlaku untuk anak. Ketika anak atau adik kita dapat nilai kurang bagus disekolah jangan dibilang "bodoh kamu,dulu bapak/ibu/kakak boleh dapat sepuluh!",perkataan semacam ini malah akan membunuh semangat anak/adik kita. Berilah semangat dan dukungan untuk lebih giat belajar. Sebgai anak juga kita harus menghargai perjuangan bapa dan ibu kita. Pernahkah kita berkata ke ibu kita "Bu,terima kasih ya untuk semua kasih sayang ibu" bahkan untuk hal-hal yang kecil "Bu,memang ibu jaga masak,masakan ibu enak sekali" dan kepada ayah kita "Yah terima kasih ya sudah susah payah menyekolahkan saya".
Jadi saling menghargai dengan memuji dan berterima kasih adalah salah satu faktor pengikat keharmonisan keluargan.
5. Harus ada ikatan yang kuat.Harus ada perasaan saling memiliki dan menyayangi terhadap keluarga, jangan hanya waktu sakit saja. Keluarga harus saling terikat. Longgarnya ikatan ini akan menyebabkan banyak masalah di kemudian hari. Hal ini juga menjadi kecenderungan keluarga di era modernisasi ini.
6. Akan selalu ada masalah,tapi prioritas utama adalah keutuhan keluarga.Sangat tidak mungkin suatu hubungan keluarga mulus dan lurus saja. Pasti bakal ada perbezaan pendapat dan perdebatan,tapi yang harus diingat adalah seberat apa pun krisis itu,keutuhan keluarga harus diutamakan. Jangan sedikit masalah minta cerai, anak punya masalah terus kabur dari rumah, atau orangtua yang dengan gampang mengusir anak.

Semoga bermanfaat.